Monday, August 27, 2018
Teknik Pengolahan Limbah Rangkuman Pengenalan Proses Pengolah Air
Teknik Pengolahan Limbah Rangkuman Pengenalan Proses Pengolah Air
BAB II
PENGENALAN PROSES PENGOLAH AIR
Dari bab sebelumnya, diketahui bahwa air dan air air limbah seringkali memiliki komposisi yang sangat komplek dan karena itu modifikasi dari komposisi tersebut biasanya dilakukan untuk menyesuaikan penggunanya. Kontaminan mungkin hadir dalam bentuk sebagai berikut:
a. Material-material Kasar Tersuspensi atau Terapung
Dalam air, daun, cabang, ranting kayu dan dalam air limbah kertas, kain, pasir dan sebagainya.
b. Material-material Halus Tersuspensi dan Kolodial
Dalam air partikel lumpur dan lempung, mikroorganisme dan dalam air limbah molekul organik kasar, partikel tanah dan mikroorganisme.
c. Material-material Terlarut
Dalam air Alkalinitas, kesadahan, asam organik dan dalam air limbah senyawa organik, garam organik.
d. Gas Terlarut
Dalam air-Karbondioksida, Hidrogen Sulfida dan dalam air limbah Hidrogen Sulfida.
e. Cairan Tak Terlarut
Misalnya lemak, minyak dan pelumas.
Metode Pengolahan
1. Proses Pengolahan Fisis yang bergantung terutama pada sifat-sifat fisis dari impuritis air. Misalnya ukuran partikel, berat jenis, viskositas dsb. Contoh proses jenis ini adalah Penyaringan (screening), Pengendapan (sedimentasi), Filtrasi dan Transfer Gas.
2. Proses Kimiawi yang bergantung pada sifat kimia dari reagen yang ditambahkan kedalam air. Contoh proses kimianya adalah Koagulasi, Presipitasi dan Penukaran Ion.
3. Proses Biologi yang memanfaatkan reaksi biokimia untuk memisahkan impuritis terlarut atau kolodial biasanya zat organik. Proses jenis ini adalah Filtrasi Biologi dan Lumpur Aktif.
Proses Pengolahan
Untuk melindungi utama suatu instalasi pengolahan air dan membantu operasinya supaya lebih efisien maka perlu untuk memisahkan material-material terapung dan tersuspensi yang berukuran besar yang banyak ditemukan dalam air baku. Material ini mencakup dedaunan, ranting, cabang pohon, kertas, kain dan reruntuhan lain yang dapat menghambat aliran menuju ke instalasi atau dapat merusak peralatan didalam instalasi.
1. Screening dan Straining
Tahap pertama pengolahan biasanya berupa operasi Screening (saringan kisi) atau Straining yang sederhana untuk memisahkan material (solid) berukuran besar. Dalam kasus pengolahan air bersih beberapa bentuk perintang atau saringan kasar dengan jarak kisi kira-kira 75mm digunakan untuk mencegah material-material besar masuk kedalam bangunan sedap (intake). Saringan yang utama biasanya dilengkapi dengan semacam jala (jaring) yang mempunyai ukuran lubang 5-20mm dan dipasang dalam bentuk belit kontinyu, cakram atau suatu drum yang nantinya air akan mengalir melaluinya.
Alternatif lain adalah dengan cara menghancurkannya menjadi potongan-potongan itu kemudian dapat dikembalikan kealiran semula untuk dipisahkan bersama-sama dengan material yang bisa diendapkan selama proses pengolahan utama. Dengan demikian dapat meniadakan keharusan untuk mengelola material tersaring sebagaimana pada screen, namun memerlukan tekanan air yang lebih besar daripada kehilangan tekanan melalui saringan.
2. Microstraining
Microstrainer adalah suatu bentuk pengembangan dari saringan drum yang menggunakan jasa stainless-steel yang ditenun halus dengan ukuran lubang 20-60 micrometer untuk memungkinkan pemisahan partikel-partikel yang relatif kecil.
Dalam aplikasi pengolahan air, microstraining digunakan untuk memisahkan alga dan partikel-partikel lain dari air jika kualitasnya sudah baik. Microstraining juga diterapkan sebagai tahap pengolahan tersier yang terakhir, guna mendapatkan kualitas efluen air limbah yang sangat tinggi.
Desain dari instalasi microstrainer didasarkan pada penetapan laboratorium suatu karakteristik empiris suspensi yang disebut sebagai indeks filtrabilitas. Parameter ini menunjukkan kelakuan suspensi sehubungan dengan sifat-sifat pemampatannya dan dapat digunakan untuk menentukan kecepatan penyaringan yang diperbolehkan guna mencegah clogging yang berlebihan dan kemungkinan kerusakan fisis dari jaringan microstrainer.
3. Pemisahan Pasir
Kebanyakan sistem pembuangan air limbah rumah tangga dan khususnya dalam sistem tercampur pasir dengan jumlah yang cukup banyak akan terbawa dalam aliran dan material ini jika tidak dipisahkan dapat menyebabkan kerusakan peralatan-peralatan mekanik suatu instalasi pengolahan air limbah.
Karena ukuran partikel pasir relatif besar, densitasnya tinggi jika dibandingkan dengan partikel organik dari limbah. Partikel pasir dengan ukuran diameter 0,2mm dan berat jenis 2,65 memiliki kecepatan pengendapan sekitar 1,2m/s dengan menggunakan saluran yang penampangnya berbentuk parabola maka sangat memungkinkan untuk mendapat kecepatan horizontal yang konstan.
4. Distribusi Aliran
Distribusi Aliran sangat diperlukan guna membagi debit aliran menjadi beberapa unit (satuan) yang sama atau mengalihkan kelebihan debit dari design maksimummnya ke suatu unit tambahan lainnya, misalkan bak pengendapan atau penampung air hujan.
Pembagian debit tidaklah mudah, karena sistem hidrolika suatu intalasi pengolahn air seringkali sangat kompleks. Barangkali bentuk pembagian debit aliran yang paling sesuai dapat dicapai dengan menggunakan ambang air jatuh bebas walaupun dalam hal ini tekanan yang diperlukan untuk struktur bangunan semacam ini mungkin tidak tersedia.